CAVING
( PENELUSURAN GUA )
ETIKA CAVING
Kelestarian lingkungan baik diluar maupun didalam goa merupakan tanggung
jawab kita. Kondisi dalam goa murni dan konstan udara. Saat para caver
melakukan exsplorasi goa tanpa disadarinya meraka telah andil dalam pengrusakan
ekosistem hayati maupun non hayati dalam goa karena dengan masuknya para caver
masuk pula berbagai virus, bakteri, jamur maupun parasit lainnya yang menempel
pada mereka. Karenanya ikutilah motto dari NSS dari USA yaitu
“TAKE NOTHING BUT PICTURE”
(Jangan mengambil sesuatu kecuali mengambil gambar)
“LEAVE NOTHING BUT FOOTPRINT”
(Jangan meninggalkan sesuatu kecuali meninggalkan jejak)
“KILL NOTHING BUT TIME”
(Jangan membunuh sesuatu kecuali waktu)
KEWAJIBAN PENELUSUR GUA
- Konservasi
lingkungan gua harus menjadi tujuan utama kegiatan speleologi dan
dilaksanakan sebaik-baiknya oleh penelusur gua.
- Membersihkan
gua beserta lingkungannya merupakan kewajiban pertama para penelusur gua
- Apabila
sesama penelusur gua membutuhkan pertolongan darurat setiap penelusur gua
wajib memberi pertolongan
- Setiap
penelusur gua wajib menaruh respek terhadap penduduk sekitar gua. Mintalah
ijin seperlunya, bila mungkin secara tertulis dari yang berwenang. Jangan
membuat onar atau melakukan tindakan-tindakan yang menyinggung perasaan penduduk.
Jangan merusak pagar, tanaman, atau bangunan dan mengganggu hewan milik
penduduk.
- Bila
meminta ijin dari instansi resmi yang berwenang, maka harus diusahakan
sebagai kewajiban untuk membuat laporan dan menyerahkan kepada instansi
tersebut
- Bagian-bagian
dalam suatu gua wajib diberitahukan kepada penelusur lainnya.
- Diberbagai
Negara, setiap musibah yang dialami penelusur gua wajib dilaporkan kepada
sesame penelusur melalui media speleologi yang ada. Hal ini perlu supaya
jenis musibah yang sama dapat dihindari
- Para
penelusur gua wajib memperhatikan keadaan cuaca, apakah ada bahaya banjir
sewaktu turun hujan lebat dan meneliti lokasi-lokasi mana didalam gua yang
dapat dipakai sebagai tempat tersembunyi dari banjir
- Dalam
setiap musibah, setiap penelusur wajib bertindak dengan tenang, tidak
panic dan patuh pada instruksi pimpinan penelusur
- Setiap
penelusur gua wajib melengkapi dirinya dengan perlengkapan dan wajib
mengetahui tentang karakteristik, pemakaian, manfaat dari peralatan
tersebut
- Setiap
penelusur gua wajib melatih dirinya dalam berbagai ketrampilan gerak
menggunakan peralatan yang digunakan
- Wajib
membaca berbagai publikasi mengenai gua dan lingkungannya agar pengetahuan
tentang speleologi akan berkembang. Bagi yang mampu melakukan penelitian
atau observasi ilmiah diwajibkan menulis publikasi agar sesama penelusur
atau ahli speleologi mendapat manfaat dari makalah-makalah ini
- Sesuai
dengan pandangan NSS dari USA, dilarang memamerkan benda-benada mati atau
hidup ditemukan dalam gua untuk lingkungan non penelusur gua atau non ahli
speleologi. Hal ini untuk menghindari dorongan kuat yang hamper pasti
timbul, untuk mengambil benda-benda guna koleksi pribadi atau untuk
melakukan penelusur gua tanpa pengetahuan teknis dan ilmiah yang cukup
- NSS
juga tidak menganjurkan usaha mempublikasikan penemuan-penemuan didalam
gua atau lokasi dari gua sebelum diyakini betul adanya pelestarian oleh
yang berwenang yang memadai. Pengrusakan linkungan gua oleh orang awam
menjadi tanggung jawab sipenulis berita, apabila meraka mengunjungi
gua-gua itu sebagai akibat publikasi massa.
- Membersihkan
gua serta lingkungannya, menjadi kewajiban penelusur.
BAHAYA PENELUSURAN GOA
Kegiatan penelusuran goa adalah salah satu jenis kegiatan yang sangat
beresiko tinggi. Ada beberapa bahaya dari penelusuran goa antara lain :
- Terpeleset/terjatuh
- Kepala
terantuk atap atau ornamen goa karena kondisi goa gelap dan terbatasnya
cahaya.
- Tersesat.
- Kerutuhan
atap/dinding gua
- Dehidrasi
- Tenggelam,
ini dapat terjadi karena nekat melakukan exsplorasi goa pada musim hujan.
- Keracunan
gas.
- Gigitan
binatang berbisa.
TEKNIK PENELUSURAN GUA
- Teknik
penelusuran goa horizontal (TPGH)
- Teknik
penelusuran goa vertikal (TPGV)
PERALATAN PENELUSURAN GOA
Goa mempunyai kondisi dan medan yang berbeda dengan kondisi alam lainnya,
medan lumpur dan berair, tumpukan batu, lorong sempit, lorong yang terendah dan
gelap gulita. Maka dari itu diperlukan peralatan yang bisa mendukung untuk
kondisi dan medan tersebut. Terutama peralatan ini juga harus menjamin
keselamatan.
Pada dasarnya peralatan caving dibagi menjadi :
- Personal
equipment
- Cover
all
- Helm
speleo
- Sepatu
boot
- Head
lamp/senter
- Sarung
tangan
- SRT
(Single Rope Technique)
Single Rope Technique (SRT) adalah teknik yang sering digunakan untuk
penelusuran goa vertikal dengan menggunakan satu tali sebagai lintasan untuk
naik dan turun. Berbagai macam sistem telah banyak berkembang, seperti sistem
frog rig, texas rig, rope walker jumaring dll. Namun dari sekian banyak sistem
yang paling banyak digunakan adalah sistem frog rig.
Kelebihan dari sistem frogrig adalah
- Lebih
simple, ringan dan mudah digunakan.
- Untuk
pindah lintasan lebih mudah
- Rescue
lebih mudah karena semua alat yang dipakai bisa dipakai buat rescue.
Alat-alat SRT dari sistem frog rig adalah:
a. Seat harnest
b. Chest harnest
c. MR/millon rapid
d. Ascender, jammer dan croll
e. Descender (auto stop)
f. Cowstail
g. carabiner
h. footloop
RIGGING
Rigging / teknik pemasangan lintasan pada gua vertical, harus memenuhi
standart dibawah ini :
- aman
- bisa
dilewati semua anggota tim
- tidak
merusak peralatan
- siap
digunakan untuk keadaan emergenci atau lintasan rescue
Selain itu pemasangan lintasan juga harus memenuhi syarat atau
aturan-aturan khusus, seperti :
- hindarkan
talifriksi dengan batu dan jauhkan dari lintasan air
- mempunyai
dua anchor pada mulut gua yaitu main anchor dan back up nachor
- tempatkan
titik anchor dimana tali bisa bergantung bebas
- gunakan
deviasi, intermediet untuk menghindarkan friksi tali
- jangan
melempar tali langsung kebawah karena akan tali kusut dan tersangkut,
tetapi masukkan kedalam rope bag
- berhati-hatilah
menggunakan natural anchor seperti stalagmite atau bebatuan yang tidak
terlalu menyatu dengan dinding gua karena akan gampang pecah.
- Buatlah
Y anchor untuk menambah kekuatan anchor, perhatikan sudutnya maxsimal 20°
dan idealnya 90°.
- Perhatikan
kemana arah tali apabila main anchor terlepas, ketika beban tali berpindah
ke back up anchor, tali tidak mengalami friksi pada batu tajam dapat
memotong tali.
- Buatlah
deviasi dan intermediate yang standart. Pemasangan deviasi yang terlalu
jauh akan menyulitkan ketikan melewatinya setelah carabiner dan akan sulit
untuk memasang nya kembali. Untuk melewati intermediate dibutuhkan panjang
loop maksimal 2 meter.
ANCHOR
Anchor/Tambatan ada banyak jenis yang dapat digunakan, baik itu yang
tersedia di alam atau yang ada didalam gua maupun yang sifatnya artificial.
Memilih anchor atau memasang anchor haruslah berhati-hati, pilihlah anchor yang
kuat terutama untuk natural anchor harus dengan pemasangan yang benar. Dibawah
ini beberapa jenis anchor :
Natural anchor ( tambatan alam )
1. Pohon
1. Pohon
Yang harus diperhatikan untuk anchor ini adalah jenis pohon,tempat tumbuh,
posisi tumbuh maupun kondisi dari pohon tersebut.pohon yang tumbuh diatas batu
gamping biasanya cukup kuat karena akarnya masuk kedalam atau menembuh batuan,
besar kecil pohonnya juga harus diperhatikan.
2. Boulder ( bongkahan batu )
Ini juga bisa digunakan sebagai anchor, asalkan ukurannya besar dan tidak bergeser apabila dibebani. Posisi boulder yang menumpuk biasanya lebih kuat karena boulder yang satu dengan yang lainnya saling menahan.
3. Lubang tembus
Lubang tembus bisa terdapat pada dinding, lantai maupun atap gua. Sebelum
menggunakanya kita memeriksa kekerasan batuan, keutuhan dan ketebalan batuan.
4. Flake
Anchor ini biasanya digunakan pada dinding gua yaitu berupa lapisan batu
yang menonjol kesamping
5. Rekahan
Celah yang terbentuk dari pengikisan lapisan horizontal maupun vertical.
Untuk jenis ini kita biasanya menggunakan pengaman sisip maupun paku tebing.
Bentuk celah, jenis celah,lebar celah, arah penyempitan, kondisi, permukaan
bidang yang akan digunakan harus diperhitungkan.
6. Chock stone
Adalah batu yang terjepit pada celah sehingga berfungsi seperti pengaman
sisip, atau biasa disebut chock. Sebelum digunakan periksa terlebih dahulu
celah dan batu yang terjepit. Untuk celah harus diperhatikan bentuk celah,
jenis celah,lebar celah dan arah penyempitan celah dan kondisi permukaan bidang
( bidang friksi, kekerasan pelapis ), untuk batu yang terjepit periksa jenis
dan keadaan dari bentuk dan posisi terjepitnya. Setelah itu tentukan arah
tarikan yang akan dibuat lalu perhatikan posisi peletakan webbing pengikatnya.
Jenis ini berupa pinggiran dinding yang menonjol hasil dari air. Bentuk
tonjolan harus selalu diperhatikan untuk menentukan tarikan dan teknik
pemasangan webbingnya.
Berdasarkan posisi dan urutan penerimaan beban maka anchor dibagi atas :
- Main
anchor/anchor utama, yaitu anchor yang secara langsung mendapatkan beban
saat lintasan digunakan.
- Back
up, yaitu berfungsi sebagai cadangan jika main anchor terlepas atau jebol,
jumlah anchor ini bisa lebih dari satu, dan nilai kekuatannya harus lebih
besar dari main anchor.
TAHAPAN RIGGING
Packing tali, sebelum memulai melakukan rigging, tali harus dimasukkan kedalam Rope Bag
(tas tempat tali). Yang sebelumnya ujung tali disimpul dengan menggunakan
simpul delapan.
Mendekati mulut gua, amati kondisi mulut
gua. Untuk menentukan disebelah mana kita akan turun harus memperhatikan posisi
yang paling aman melakukan rigging. Hindari tempat lintasan dari airyang
kemungkinan akan masuk ke dalam gua apabila terjadi hujan. Bersihkan atau
amankan mulut gua dari ranting atau batu yang memungkinkan bisa terjatuh nanti.
Periksa kedalaman pitch, sebelum kita melakukan penelusuran gua sebaiknya kita mengetahui atau memperkirakan kedalaman pitchyang akan kita turuni. Ini penting agar supaya kita bisa memperkirakan berapa jumlah peralatan yang akan kita bawa. Untuk jarak tertentu mungkin dapat kita perkirakan dengan melihat langsung sebatas cahaya matahari yang masuk kedalam gua atau sebatas jangkauan cahaya headlamp. Cara yang juga bisa kita gunakan yaitu melempar batu kedalam mulut gua, dan menghitung berapa lama (detik) saat batu dilempar dan saat terdengar suara batu menghantam dasar pitch.
Buat back-up anchor, berfungsi sebagai cadangan jika main anchor jebol. Jumlah anchor ini bisa lebih dari satu, dan kekuatannya harus lebih besar dari main anchor.
Buat main anchor (anchor utama), yaitu anchor yang secara langsung mendapatkan beban saat lintasan digunakan. Tempatkan posisi anchor dimana tali akan bergantung bebas dan ketika main anchor terlepas arah jatuhnya tali tidak mengalami friksi.
Membuat intermediate, ini dilakukan apabila terjadi friksi pada tali. Perhatikan panjang pendulum. Terlalu pendek akan susah dilewati, terlalu panjang akan berbahaya apabila anchor terlepas, karena caver akan terjatuh.
Deviasi, sama fungsinya dengan intermediate, yaitu menghindarkan tali dari friksi
dengan batu. Bedanya dengan intermediate, tali tidak dibuat anchor tetapi
dibuat dengan cara menarik tali kesamping menjauh dari batu. Deviasi
menggunakan sling yang ujungnya dipasang carabiner yang dikaitkan ketali.
Yang harus diperhatikan dalam membuat deviasi yaitu besaran sudutnya.
Semakin besar sudut deviasi semakin besar juga bebana yang masuk ke anchor.
Sebaiknya 10° - 30°. Hal lain yang terpenting adalah jarak tali kedeviasi
jangan terlalu jauh karena akan susah dilewati.
PEMETAAN GOA
Pemetaan goa adalah gambaran prespektif goa yang diproyeksikan diatas
bidang datar yang bersifat selektif dan dapat dipertanggungjawabkan secara
visual dan matematis dengan menggunakan skala tertentu...
MANFAAT PEMETAAN GOA
Sebagai data rekaman keadaan goa pada saat itu.
Merupakan bukti otentik bagi penelusur goa.
Membantu para ahli untuk mempelajari biospeologi, hidrologi, arkeologi,
atau ilmu-ilmu lainnya yang berkaitan dengan speleologi
Untuk memudahkan dalam usaha pertolongan apabila terjadi kecelakaan didalam
goa.
Untuk memudahkan dalam pengembangan obyek wisata goa dibidang pariwisata.
Sebagai data rekaman gua pada saat itu.
JENIS-JENIS PEMETAAN
Ada beberapa jenis metode penggambaran goa, yaitu :
Tampak atas
Tampak samping
Tampak depan
PERALATAN PEMETAAN GOA
Kompas
Untuk mengukur azimuth lorong goa atau mengukur besar derajat perbedaan
antara lorong goa/jalan terhadap arahsumbu utara
Klinometer
Untuk mengukur kemiringan goa.
Pita ukur
Untuk mengukur panjang lorong goa
Alat tulis
Berupa kertas anti air atau bisa menggunakan mika transparan,
pensil/ballpoint maker dan papan dada.
GRADE PEMETAAN GOA
Grade adalah tingkat keakuratan peta
Grade 1
Peta dibuat diluar gua dan digambar tanpa skala dan berdasarkan
ingatan/perkiraan
Grade 2
Hampir sama dengan grade 1, tapi peta dibuat di dalam goa, tanpa skala dan
berdasarkan ingatan/perkiraan.
Grade 3
Sketsa goa dibuat didalam goa dengan menggunakan bantuan kompas dan klino.
Grade 4
Pengukuran telah menggunakan kompas serta meteran, lebih akurat
dibandingkan dengan grade 3
Grade 5
Pengukuran dengan menggunakan kompas, klinometer dan pita ukur. Lebih
akurat dan kesalahan kurang dari 10cm.
Grade 6
Pada dasarnya sama dengan grade 5 akan tetapi pada grade ini kompas dan
klinometernya menggunakan tripod jadi pada pengukuran posisi alat tidak
bergerak.
Grade X
Pengukuran dengan menggunakan laser total dan tanpa kelas.
Selain membuat macam-macam tingkat ketelitian (grade) peta goa, ada juga
klasifikasi perincian surfey, yaitu :
Class A : semua detail lorang dibuat diluar kepala (ingatan)
Class B : detail lorong diestimasi dan dibuat didalam goa
Class C : detail lorong diukur pada tiap-tiap stasiun survey
Class D : tabel dan detail lorong diukur pada tiap stasiun survey dan
diantara stasiun survey
SURVEY DAN PENGAMBILAN DATA
Metode arah survey
Forward methode
Leap frog methode
Arah survey
Top to bottom
Pengukuran dimulai dari entrace gua dan berakhir pada lorong akhir gua.
Bottom to top
Pengukuran dimulai dari ujung lorong dan berakhir sampai entrace.
Metode pengukuran chamber
Dalam melakukan survey pemetaan gua biasanya kita menemukan lorong-lorong
yang besar atau biasanya disebut dengan chamber. Karena ukuran gua yang cukup
luas biasanya membuat kita bingung atau kewalahan dalam melakukan pengukuran.
Untuk itu ada beberapa cara untuk mempermudah kinerja tim dan menghasilkan data
yang akurat.
Adapun cara-cara tersebut adalah :
Polygon tertutup
Polygon terbuka
Offset
Organisasi tim survey
Dalam kegiatan pemetaan gua idealnya ada 5 orang dalam tim pemetaan dan
masing-masing mempunyai tugas sendiri, yaitu :
Leader
Orang yang menentukan titik-titik stasiun.
Shotter
Orang yang membaca alat ukur. Seperti kompas, klinometer, dan meteran.
Stasioner
Orang yang menjadi target bidikan shotter dan diharuskan mempunyai tinggi
badan yang sama dengan shotter.
Notulen
Orang yang mencatat data-data pengukuran.
Diskriptor
Orang yang membuat gambar sketsa gua (tampak atas, samping dan depan)
Pengambilan data lapangan
Dalam pengambilan data lapangan kita cukup mengisi table yang telah
disiapkan sebelumnya.
Keterangan :
Data yang diisi pada waktu pengukuran dalam gua :
ST : stasiun
L :jarak tiap stasiun ( m )
COMP (α ) : besar sudut kompas
CLINO (β) : besar sudut kemiringan yang dihasilkan oleh clinometer
← : jarak dari stasiun ke dinding kiri gua
→ : jarak dari stasiun ke dinding kanan gua
↑ : jarak dari stasiun/point ke platfon gua
↓ : jarak dari stasiun/point ke lantai gua
PENGOLAHAN DATA LAPANGAN DAN PENGGAMBARAN PETA GUA
Pengolahan data
Dalam pengolahan data gua kita tinggal mengimput data-data yang kita ambil
dilapangan kedalam table :
L sinβ (H’) : beda elevasi
L cosβ (L’) : jarak miring
L sinα (∆ X ) : absis
L cosα (∆ Y ) : ordinat
X (∑ ∆ X) : hasil penjumlahan silang antara X awal dengan jumlah ∆ X pada stasiun
sebelumnya.
Y (∑ ∆ Y) : hasil penjumlahan silang antara Y awal dengan jumlah ∆ Y pada
stasiun sebelumnya.
H” (∑ H’) : hasil penjumlahan silang antara H’ awal dengan jumlah ∆ H” pada
stasiun sebelumnya.
L” (∑ L’) : hasil penjumlahan silang antara L’ awal dengan jumlah ∆ L” pada
stasiun sebelumnya.
Penentuan skala dan arah utara peta
Skala peta
Skala adalah perbandingan antara jarak sebenarnya dengan jarak yang ada
dipeta, dalam hal ini disesuaikan dengan tujuan pelaksanaan survey.
Orientasi peta
Arah utara ada tiga macam :
Arah utara magnetic/north magnetic (NM) → ditunjukkan oleh utara jarum
kompas
Arah utara sebenarnya/true north (TN) → sesuai dengan sumbu bumi
Arah utara peta/grid north (GN) → sesuai dengan sumbu Y
Arah utara pada peta tidak harus selalu dibagian atas kertas akan tetapi
dapat disesuaikan dengan efisiensi penggunaan kertas.
Penggambaran peta
dalam penggambaran peta gua biasanya ada beberapa jenis peta gua yang
digambar seperti Peta gua tampak atas/plan section, peta gua tampak
samping/extended section dan tampak depan.
Dalam penggambaran peta tampak atas dan tampak samping dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut ;
Koordinat polar
Penggunaan diagram polar sangat sederhana dan cepat hanya saja apabila
terjadi kesalahan akumulatif, kesalahan akan bertambah besar dengan
bertambahnya stasiun. Dalam ploting center line pada ini kita membutuhkan busur
derajat atau protaktor dengan penggaris. Pada penggunaan diagram ini kita
tentukan dulu arah utaranya. Dalam penentuan titik stasiun ditentukan oleh
besar sudut kompas untuk penggambaran tampak atas dan sudut klino untuk
penggambaran tampak samping dengan acuan 0° adalah yang telah kita buat
sebelumnya, disarankan untuk menggunakan millimeter block atau kertas grafik
untuk meminimalisir kesalahan.
Koordinat cartesius
Penggambaran dengan menggunakan koordinat cartesius adalah yang
direkomendasikan oleh BCRA untuk dipakai pada penggambaran grade 5. Dalam
penggambaran ini kita menggunakan hasil dari ∑X dan ∑Y untuk menentukan plot
stasiun pada plan section sedangkan ∑ H dan ∑ L untuk plot stasiun pada
extended section. Dalam penggambarannya menggunakan kertas grafik/millimeter
block untuk memudahkan penggambaran.
Penentuan titik jarak dinding kiri dan kanan gua
Setelah kita selesai memploting center line selanjutnya kita membuat
dinding-dinding gua dengan cara memplot titik-titik gua pada tiap stasiun
dengan menggunakan hasil yang terdapat pada table dinding kiri dan kanan yang
sudah diskalakan. Kemudian titik plot dinding kiri dan kanan tersebut
dihubungkan dengan mengikuti lekukan dinding gua yang ada pada sketsa gua.
Symbol pada peta
Setelah selesai digambar kemudian kita memasukkan symbol-simbol pada peta.
Kelengkapan peta
Untuk memudahkan orang lain dalam memahami peta yang kita buat maka ada
beberapa kelengkapan peta yang harus kita cantumkan pada peta tersebut
diantanya :
Nama gua
Letak administrative gua
Waktu pembuatan/pemetaan (tanggal, bulan dan tahun)
Legenda
Skala peta
Utara peta
Ornament Gua
Stalagtite
Avens/Jendela Gua
Micro Gourdam
Gourdam
Cave Pool
Flowstone
dry rimstone
Draperies
Biota
Katak kepiting udang jangkrik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar