LATIHAN PEMETAAN GUA DAN SRT DI GUA KAWASAN MONTONG TUBAN
HIMMPAS HEADLINE_CAVING & RC at TUBAN
Peserta
mabim sebanyak 14 orang dengan 2 pemateri masing-masing caving
(Simble,Red) dan rock climbing (Kiyep,Red) dan 5
pendamping lainnya. Perjalanan mulai kampus II dengan 8 sepeda motor
berangkat bersama menuju Tuban. Pukul 20.00 WIB menata barang bawaan
ke sepeda, 15 menit kemudian berangkat tetapi ada operasi di depan
pom bensin. Adanya kejadian tersebut, mengharuskan menunggu Belok
putar balik sampai di Alun-Alun. Namun, di tengah perjalanan kondisi
cuaca yang kurang bersahabat tergericik gerimis, terjadi kecelakaan
yang tak terduga yakni ban sepeda yang dinaiki Belok bocor pukul
22.00 WIB dan waktu sudah terlalu malam sehingga bahaya apabila tetap
melanjutkan perjalanan, akhirnya memutuskan untuk berhenti di
Jumapala, Lamongan dengan waktu tempuh 3 jam lamanya.
Sedangkan lima anak yang naik bus, waktu tempuh 2 jam dari Bungurasih sampai di depan jalan raya masuk UNIROW. Berkumpul pukul 17.00 WIB, menunggu kumpul semua personilnya di masjid terminal Bungurasih sampai pukul 17.45 WIB sambil melaksanakan sholat maghrib dan menunggu bus jurusan Tuban sampai pukul 18.30 WIB. Naik ke dalam busnyapun juga butuh perjuangan kerena sudah banyak penumpang yang antre dan kiranya itu bus terakhir sehingga penuh desak di dalamnya. Dalam perjalanan, memanfaatkan waktu dengan tidur untuk menjaga stamina tubuh. Sesampainya kemudian istirahat sebentar melepas lelah sambil mengabadikan momen dengan berfoto. Sekitar 15 menit untuk sampai di Mahipal. Setibanya di sana, disambut baik oleh anak mapalanya. Tidak lama kemudian melaksanakan sholat Isya’. Sementara perempuan beristirahat, yang laki-laki mengobrol dengan anggota Mahipal.
Sekitar pukul 22.00 WIB lima anak bersama anggota Mahipal lainnya makan bersama di taman. Usai itu mengobrol santai lalu yang perempuan beristirahat terlebih dahulu disusul yang lainnya. Sementara yang mengendarai sepeda motor pukul 00.21 WIB menginap di Jumapala sambil meminjam alat dan baru keesokan harinya berangkat menuju Mahipal. Sekitar pukul 04.00 WIB berangkat dari Jumapala menuju ke Mahipal selama 1,5 jam. Pukul 05.31 WIB berhenti untuk membeli bensin setelahnya pukul 05.33 WIB melanjutkan perjalanan. Pukul 06.00 WIB rombongan pesepeda motor datang. Setelah semua berkumpul ada yang melanjutkan istirahat dan sebagian lainnya melakukan olahraga futsal di lapangan futsal Mahipal pada pukul 06.10 WIB. Usai futsal kemudian makan bersama seluruh rombongan HIMMPAS dan Mahipal pukul 06.25 WIB. Setelah itu persiapan untuk berangkat menuju lokasi terkait, di pos Mbah Sabin. Sebelumnya meminjam alat untuk menunjang lancarnya kegiatan pukul 06.45 WIB sekaligus packing peralatan. Pukul 08.15 WIB berangakat ke tempat lokasi yakni Montong. Sementara rombongan yang bukan pesepeda motor, harus naik angkot terlebih dahulu lalu turun di depan tugu. Biaya yang dikenakan per anak sebesar Rp 2.500,00 dengan angkot kuning menyala. Berjalan sedikit menyeberang jalan ke arah kiri untuk naik kol. Si kernet menjemput 5 anak ini untuk naik di kolnya, begitu ditanya harga oleh ketua umumnya Mahipal dijawab olehnya seharga Rp 7.000,00 dan ditawarnya langsung olehnya sebesar Rp 5.000,00 tidak membutuhkan waktu lama kata iya terlontar oleh sang kernet karena mendengar alasan kami seorang mahasiswa.

Ternyata perjalanannya begitu jauh sampai 5 anak ini tertidur di kol sambil menikmati angin sepoi-sepoi yang memasuki ruang kol lewat jendela terbuka. Di samping itu, rombongan pesepeda motor pukul 09.00 WIB menunggu anak-anak yang naik kol selanjutnya meneruskan pemberangkatan menuju pos Mbah Sabin pukul 10.09 WIB dengan beberapa menjemput anak-anak yang naik kol tadi di tugu. Sekitar pukul 10.45 WIB ada yang beberapa belanja (Ceceg, Ngurak, Closet, dan Waling) dan yang lainnya kembali. Pukul 21.05 WIB kegiatan dilanjutkan dengan masak-masak bersama. Ada laki-laki yang tak mau ketinggalan ikut membantu di dapur dadakan yakni membantu mengupas bawang. Dapur dadakan kami seakan dapur darurat seperti di pengungsian, semua barang belum tertata rapi, memasak ditemani guyuran hujan yang tak kunjung reda, dan lain-lain. Tetapi hal itu tidak menyurutkan semangat kami untuk mengikuti masa bimbingan. Pukul 12.01 WIB kertas minyak berbaris rapi tertindihkan oleh nasi dan lauk pauk yang siap disantap.
Usai makan bersama, ada
yang sholat dan packing perlengkapan yang dibutuhkan untuk aplikasi
mapping dan caving. Pukul 14.05 WIB berangkat menuju lokasi dengan
boncengan karena jarak yang tidak dekat. Di luar dugaan, tempat
menuju pos istirahat tidak bersahabat. Sepanjang perjalanan masuk
becek berlumpur sehingga menyulitkan sepeda untuk dinaiki. Dengan
semangat kebersamaan dan gotong-royong, satu per satu sepeda dapat di
parkir di pos tersebut tentunya dengan wajah sepeda yang penuh
cokelat tanah becek.
Setelah itu kembali ke pondokan, yang dilakukan adalah rapat evaluasi dari kegiatan mapping tadi. Pukul 20.19 WIB selesailah evaluasinya dan dilanjut dengan pembagian tugas untuk ke pos Mbah Sabin mengambil alat sedang yang lainnya bersih-bersih. Penghuni pos kecil mulai menampakkan kesunyiannya dengan beraktivitas tedung lelap walaupun sebagian ada yang belum tidur tetapi kesunyian terpecahkan olehnya.
Penjadwalan
seperti biasa, pukul 04.00 WIB bangkit dari kelelapan dan sebagian
lain ada yang masih tertidur pulas. Lima menit kemudian tidaklah
berdiam diri menikmati sejuknya udara pagi hari tetapi go
start untuk masak. Di sela-sela kesibukan memasak, pembagian
tugaspun dilakukan untuk mengefensikan waktu. Ada yang membangunkan
saudara-saudara yang masih terpejam matanya, checklist alat serta
menyiapkannya. Dua jam setengah lamanya memasak, penantian lauk-pauk
untuk isi perut sudah matang. Pukul 06.45 WIB kami mulai menyantap
makanan yang begitu lezat bersama-sama. Usai makan ditandai 15 menit
kemudian, dan meluncur ke tempat kejadian pengaplikasian. Eits tidak
langsung aplikasi, sementara pemateri sibuk menyiapkan apa yang perlu
dilakukan, para peserta mabim ini melakukan olahraga agar otot-otot
tidak kaku dan tentunya menyegarkan badan selama 25 menit.
Jarum jam menunjukkan pukul 08.30 WIB yang mana sang pemateri memasang regging. Selang 33 menit satu per satu peserta mulai aplikasi SRT turun goa. Lubang masuk goa besarnya tidak lebih seperti sebuah sumur. Turun sedikit ada deviasi agar tali tidak friksi. Kemudian turun sedikit lebih banyak dari yang tadi seperti penurunan ketika aplikasi repling. Barulah petualangan susur goa beraksi. Turun perlahan-lahan menikmati suasana gelap gulita bersama tali ditemani satu headlamp yang menempel di helm. Tali serasa sangat berat akibat adanya gaya tarik bumi. Sekitar 35 meter kedalaman goa Lowo dengan ruang chamber yang sangat besar bak lapangan sepak bola. Selama penurunan berlangsung masing-masing peserta memiliki cerita dan kesan tersendiri. Ada yang kakinya geringgingen, tali carmentel yang tebal diameternya tidak sama antara tali yang dipegang dengan tali yang dikenai alat, ada yang berdoa sembari meminta maaf kepada orang tuanya, alat autostop yang mengeluarkan bau gosong, dan lain sebagainya. Tetapi hal itu semua tidak menyurutkan semangat. Karena ini baru kali pertamnya turun goa hampir sebagian merasakan kesenangan dan keasyikan yang begitu mengena di hati.

Aplikasi SRT turun memakan waktu yag cukup lama karena harus satu per satu turunnya dan belum lagi terbatasnya alat sehingga harus bergantian dalam pemakaian. Menunggu yang belum turun, di luar goa melakukan latihan-latihan. Mendirikan tenda juga agar dapat mengamankan alat. ada yang standby di sekitar lubang masuk goa agar apa yang dibutuhkan pemateri bisa cepat tertangani dan ada pula yang berdiskusi dan istirahat. Sedangkan yang di dalam goa, berkeliling melihat ornamen yang ada setelah itu mengabadikannya dalam sebuah foto digital dan menunggu lagi sampai tertidur. Cuaca juga begitu, tidak hanya panas tetapi juga diguyur hujan walau tidak deras. Seling berganti, tidak lama hujan lalu panas kemudian mendung lagi dan seterusnya. Di samping beberapa peserta yang belum aplikasi, para senir datang dan tidak lama kemudian masak-memasak. Usai semua aplikasi membutuhkan waktu 9 jam lebih 20 menit untuk peserta sebanyak 14 orang. Keluar goa melakukan perjalanan dengan goa horisontal, kalau dengan jumaran tidak dipungkiri mungkin keesokan paginya baru selesasi.
Untungnya Goa Lowo memiliki 2 pintu secara vertikal dan horisontal. Pukul 18.55 WIB pengecekkan alat dan 5 menit kemudian makan. Rutinitas, setelah aplikasi ada rapat evaluasi 5 menitnya. Membuat lingkaran di dekatnya tandon air kecil ditemani bintang-bintag indah yang bertaburan dan angin malam yang menyejukkan lalu ditanyai perasaannya satu per satu ketika aplikasi tadi. Selesai semua aktivitas saatnya kembali ke pos mungil. Ternyata eh ternyata kami semua kekunci. Kondisi pos terikat oleh sebuah gembok besi. Bergegas mencari usaha untuk bisa masuk. Segala upaya telah dilakukan alhasil 10 menit kemudian terbukalah sang pintu tersebut. Melepas lelah di malam hari dengan tidur pukul 21.50 WIB. Namun, ada pula yang belum tidur yakni mengisi waktu dengan senda gurau untuk kedekatan antaranggota.
Sebelum fajar menyingsing, sebagian mata penghuni pos mungil bangun pukul 04.00 WIB dilanjut memasak. Packing alat dan bersih-bersih selama 20 menit. Pukul 06.45 WIB posisi dayung sudah siap. Sebelum makan diawali dengan berdoa bersama. Tidak butuh waktulama cukup 10 menit untuk menghabiskan makanan. Pukul 07.00 WIB bersih-bersih baik yang di dalam posnya maupun halaman. Lima menit kemudian berangkat ke pos Mbah Sabin. Dua puluh menit perjalanan yang ditempuh dari pos mungil ke pos Mbah Sabin dengan kendaraan sepeda motor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar