Jumat, 12 April 2013

PENDIDIKAN GUNUNG HUTAN DI GUNUNG ARJUNO JALUR PENDAKIAN KALIANDRA

PENDIDIKAN GUNUNG HUTAN DI GUNUNG ARJUNO JALUR PENDAKIAN KALIANDRA

     Pendidikan gunung hutan untuk anggota lulus diklat pada angkatan XIV HIMMPAS pada kali ini diadakan di gunung arjuno dengan melewati jalur kaliandra, adapun materi yang diambil diantaranya adalah materi dasar navigasi, manajemen perjalanan, penghitungan kalori, manajemen logistik, dll.

         Awal perjalanan kami ditempuh dengan menggunakan mobil, dan pemberangkatan dilakukan di kampus 2 Umsida jl.Raya Gelam 250 Candi Sidoarjo, kami berangkat pagi-pagi sekitar pukul 08.00 WIB menuju ke pos pendakian dari jalur kaliandra, kaliandra sendiri adalah nama yayasan yang bergerak di bidang pendidikan lingkungan hidup, dan untuk perijinan pendakian seharusnya di berikan kepada pengelolah dari LMDH atau lembaga masyarakat desa hutan "indrokilo manunggal" akan tetapi sangat di sayangkan karena kantor dari LMDH tersebut jarang ada pengelola yang menunggunya jadi hanya sebatas kantor yang tidak berpenghuni. Jadi start pendakian kami berada pada Desa Dayurejo Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan, dan jalur pendakian berada tepat di samping kantor tersebut atau lebih mudahnya di balik warung yang berada di depan yayasan kaliandra.
       
  Pada awal pendakian kami tidak menemukan kendala, akan tetapi terlampaui beberapa kilo meter kami salah untuk mengambil jalan, yang seharusnya kami ambil serong kanan, justru kami jalannya lurus dan kamipun tersesat pada sebuah lembah yang cukup besar yang membuat  kita tergiur untuk beristirahat karena waktu sudah siang dan kaki sudah terasa pegal.
lembah menyesatkat :)
Akan tetapi demi lancarnya pendakian dan guna mengatur waktu kami yang singkat maka kami harus melanjutkan perjalanan, akhirnya kami berbalik haluan dan kembali ke jalur awal, dan mengambil langkah yang benar. Dan dalam perjalanan kami selanjutnya tidak seperti pada awal perjalanan, jalan yang kami temui cukup terjal dan sudah mulai memasuki kawasan hutan Pinus.  Ladang yang kami jumpai di awal perjalanan sudah tidak tampak di mata.
     Sejauh perjalanan yang kami tempuh, masih ada penduduk sekitar yang masih beraktivitas mencari rerumputan, meski jalan setapak yang kami anggap cukup sulit dilampaui, melihat terjalnya jalur pendakian, tidak menjadi suatu hal yang sulit bagi mereka untuk naik turun membawa rumput dengan beban yang cukup berat dibandingkan carier yang kami bawa. Pemandangan ini membuat kami tersadar bahwa untuk sekedar mencari sesuap nasi membutuhkan perjuangan yang sangat berat.
   Sepanjang perjalanan kamipun menemui banyak air jernih di berbagai pipa yang menyalurkan sumber mata air ke penduduk diantara rimbunya pepohonan, sehingga tidak sulit bagi kami untuk menemukan air bersih. apalagi mengingat persedian air kami yang mulai habis. Perjalanan kamipun berlanjut sampai keluar dari hutan dan menemukan padang safana yang luas dengan berbagai rerumputan dan ilalang berpadu dengan pemandangan pegunungan yang indah di depan kami, membuat kami takjub dan memuji keagungan sang pencipta. sehingga salah satu dari rombongan kami yang membawa anaknya ikut serta dalam perjalanan tidak lagi menggendong anaknya yang berusia kurang lebih dua tahun.
   Jalur padang safana tidak menyulitkan bagi kami untuk terus mendaki sehingga pendakianpun lancar, hingga akhirnya kami bertemu dengan jalur terjal dengan bebatuan yang besar dan berbagai pohoh yang hangus terbakar. cuaca saat itu pun sudah tidak kondusif, dan gerimis datang sehingga kami memutuskan untuk beristirahat sejenak. sementara salah satu dari kami melakukan orientasi medan untuk memastikan apakah jalur yang kami tempuh sudah benar. dan sore harinya kami sudah sampai di air terjun.
 Sebelum petang perjalanan kami berlanjut ke shelter pendakian yang biasa disebut " No Name " oleh para pendaki. Akan tetapi lagi-lagi jalan yang kami ambil salah, yang seharusnya kami melewati atas air terjun justru kami melewati bawah air terjun sehingga kami tersesat dan hujanpun sangat deras akhrnya kami memutuskan untuk istirahat kembali sampai keesokan hari.

Sebelum kami melanjutkan perjalanan, kami tersadar ternyata jalur pendakian yang benar berada tepat diatas ngecamp kami. dan ketika kami sedang berrsiap-siap untuk melanjutkan perjalan. seseorang meneriaki kami " Lapo Bro" sambil mencari arang. kamipun membalas " Ngecamp Broo...!!" teriak kami ramai-ramai.dan kamipun melanjutkan perjalanan. Sejam setelah perjalanan hujan kembali turun dan kamipun tetap melanjutkan perjalanan mengunakan jas hujan pada jalur setapak yang terjal dan tepat berada di sebelah kiri kami jurang mengarah pada sungai sementara sebelah kanan kami juga jurang.
        Hari menjelang siang kami sudah berada pada shalter No Name, shalter ini hanyalah sebidang tanah yang datar dan ada tandon air, sebelah kanan jalan ada beberapa galian tanah yang biasa digunakan penduduk membakar kayu untuk dijadikan arang. Setelah beristirahat sebentar dan memasak air untuk kopi dan teh kamipun melanjutkan perjalanan, sepanjang perjalanan ini cuaca sangat tidak mendukung, kadang kabut, kadang hujan, kadang geimis, hingga di siang harinya kami tiba di dataran luas yang dipenuhi dengan bunga lavender dan bunga yang kami tidak ketahui jenisnya, perpaduan warna ungu dan kuning yang sangat indah sehingga kami lagi-lagi kembali takjub, dan tempat ini biasa di sebut oleh pendaki dengan sebutan "Sewon Kesek".
     Setelah mengganjal perut kami dengan mie instan dan beberapa roti kami melanjutkan perjalanan menujuke lembah kidang. hingga hujan lebat datang kembali dan hampir saja kami terkecoh dengan banyaknya pepohonan yang tumbang dan menutup jalur pendakian, untung saja kami menemukan pipa saluran air yang mengarah ke lembah kidang, berkisar hanya satu kilo meter hampir sampai di lembah kidang salah satu anggota kami tidak kuat menahan dingin akibat hujan lebat yang tiada henti, tidak ada pilihan lain salah satu dari kami harus menggendong hingga tiba di lembah kidang. dan akhirnya kami sampai di lembah kidang sore menjelang petang dengan selamat.            

10 komentar: